MITOS Atau FAKTA: Wet food (Pakan Basah) Adalah Penyebab Kegemukkan?

Gambar 1. Ilustrasi kitten sedang makan (canva.com)

oleh D. Khalica Taqwa

Pada dasarnya anjing dan kucing memilih makanan berdasarkan tingkat kelezatannya. Namun, bukan hanya berdasarkan tingkat kelezatannya saja yang harus diperhatikan sebagai pemilik anabul, umur dan berat badan anabul juga akan mempengaruhi kesehatan atau kebutuhannya. Pakan haruslah disesuaikan dengan nutrisi yang terkandung di dalam makanannya. Karena makanan untuk tiap spesies, ras, umur, dan berat badan pada tiap-tiap anabul itu berbeda-beda. Singkatnya, walau diberikan makanan yang berbeda-beda. Kondisi tubuh dari anabul akan mencerminkan pilihan makanan yang dipilihnya [2].



Gambar 2. Ilustrasi anabul makan (thesprucepets.com)

Apa Saja Jenis Makanan Yang Biasa Diberikan Kepada Anabul?

Jenis makanan yang diberikan kepada anabul umumnya terbagi menjadi Dry food (pakan kering) dan Wet food (pakan basah), namun terkadang dijumpai Raw food (pakan mentah) dan resep pribadi dari salah satu pemilik anabul. Dry food (pakan kering) dan Wet food (pakan basah) dapat langsung diberikan kepada anabul dengan takaran yang sesuai dengan panduan pada tiap-tiap kemasannya, akan tetapi resep pribadi merupakan hasil percobaan dari salah satu pemilik anabul yang masih diragukan kebenarannya. Raw food (pakan mentah), selain tidak dapat dikontrol keseimbangan nutrisinya, pakan ini juga memungkinkan adanya sumber penyakit (bakteri patogen) [3]. Namun belakangan ini banyak pemilik anabul yang berasumsi bahwasannya Wet food (pakan basah) dapat menyebabkan anabul gemuk, apakah itu benar? Apakah hal tersebut merupakan kelebihan atau malah kekurangannya? Mari kita bahas perlahan-lahan!



Gambar 3. Ilustrasi anabul makan (pinterest.com/happy&polly)

Apa Saja Kandungan Yang Paling Sering Dijumpai Pada Wet food (Pakan Basah)?

Agar lebih mudah mari bandingkan Wet food (pakan basah) dengan Dry food (pakan kering), tapi ini hanya berlaku pada pakan komersial yang dimana nutrisinya sudah sesuai untuk anjing dan kucing dalam pembuatannya. Dry food (pakan kering), mengandung lebih banyak kalori dibandingkan dengan Wet food (pakan basah) dalam berat yang sama. Akan tetapi, kandungan air di dalam Wet food (pakan basah) lebih banyak dibandingkan dengan Dry food (pakan kering). Singkatnya, mari kita perhatikan tabel di bawah ini.

Gambar 4. Ilustrasi perbandingan Wet food & Dry food (canva.com)

Namun, untuk menyeimbangkannya dapat dengan mencampurkan keduanya dengan proporsi yang tepat (dapat dikonsultasikan dengan dokter hewan) dan tidak menambahkan air ke dalam makanan kering. Menambahkan air ke dalam makanan kering tidak membuat kandungan kalori di dalam makanan berubah, tetapi merubah kepadatan, tekstur dan aroma yang ada pada makanan kering [1]. Kebutuhan kalori kucing dan anjing tidaklah jauh berbeda, rata-rata kucing membutuhkan 21% kkal/berat badan dan untuk anjing 20% kkal/berat badan. Makanan kucing komersial rata-rata mengandung 4.490 kkal/kg pada Dry food (pakan kering) dan 4.452 kkal/kg pada Wet food (pakan basah). Sedangkan pada makanan anjing komersial rata-rata mengandung 4.155 kkal/kg pada Dry food (pakan kering) dan 4.034 kkal/kg pada Wet food (pakan basah) [4].



Gambar 5. Ilustrasi anabul makan (pinterest.com/buzzfeed)

Bagaimana Wet food (Pakan Basah) Dapat Menyebabkan Kegemukkan?

Kegemukkan dapat terjadi dikarenakan asupan makanan yang tidak seimbang dan tidak tepat. Kucing dan anjing memerlukan kalori sebagai sumber energi mereka, jikalau kalori yang diberikan tidak tepat dan tidak sesuai dapat menyebabkan kegemukkan. Anabul akan berhenti makan dengan sendirinya saat merasa sudah cukup (timbul sensasi perut sudah terisi penuh). Sensasi penuh tersebut dapat dipercepat dengan cara menurunkan tingkat kepadatan dari suatu makanan. Serat dan air dapat menurunkan tingkat kepadatan dari suatu makanan, sehingga dapat menciptakan sensasi penuh tersebut lebih cepat terjadi. Akan tetapi, sensasi yang diciptakan tersebut tidak bertahan lama, sehingga kondisi lapar akan lebih cepat terjadi dibandingkan makanan dengan tingkat kepadatan yang lebih tinggi [1,5].



Gambar 6. Ilustrasi kata mitos atau fakta (canva.com)

Kesimpulannya Mitos Atau Fakta?

Jawabannya MITOS, karena sebenarnya Wet food (pakan basah) merupakan pakan yang memiliki kalori lebih rendah dibandingkan dengan Dry food (pakan kering). Bahkan Wet food (pakan basah) dapat dijadikan sebagai alternatif dalam menurunkan berat badan anabul dikarenakan tingkat kepadatan dan kalori yang lebih rendah. Akan tetapi, terkadang pemberian pakan yang tidak sesuai dengan porsinya dapat meningkatkan berat badan anabul lebih cepat terjadi. Jadi, berikanlah makanan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan anabul dan segera konsultasikan dengan dokter hewan terdekat demi kebaikan anabul jangka panjang.





REFERENSI

[1] Beynen, A. C. (2018). Cat food composition and caloric intake. Dier en Arts, 8(9): 186-189.


[2] Halla, J. A., Vondranb, J. C., Vanchinab, M. A. dan Jewell, D. E. (2018). When fed foods with similar palatability, healthy adult dogs and cats choose different macronutrient compositions. Journal of Experimental Biology, 1(1): 1-40.


[3] Hand, M.S., Thatcher, C.D., Remillard, R.L., Roudebush, P., Novotny, B.J. (2010). Small Animal Clinical Nutrition, 5th Edition. US: Mark Morris Insitute.


[4] Jewell, D. E. dan Jackson, M. I. (2023). Predictive equations for dietary energy are improved when independently developed for dry and wet food which could benefit both the pet and the environment. Vet. Sci., 10(1): 1-10.


[5] Wei, A., Fascetti, A. J., Villaverde, C., Wong, R. K. dan Ramsey, J. J. (2011). Effect of water content in a canned food on voluntary food intake and body weight in cats. American Journal of Veterinary Research, 72(7): 918-923.


DISCLAIMER

This article has been reviewed by a Veterinarians, Veterinary Medical Students, and Cat Lovers.

......

Thank you for your attention to this matter,

I would like to express my gratitude to drh. Roslizawaty, M.P., drh. Nanda Yulian Syah, M.Si., drh. Rosalia, M. Anim, Sc., and drh. Adhea Prestiya.

My thanks are also given to dr. Natalina Christanto, Mufid Novreri, S.KH., Cici Sriningsih, S.KH., Husnul Chotimah Kusnadi, S.KH., Alya Azzahra Ananta, Siti Aulia Fadhilla, Dina Elfira, and Syamsiatun Nuriah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Balada Juli